JAKARTA, SANGFAJARNEWS.COM –Video pendek yang memperlihatkan kendaraan taktis (rantis) melindas seorang driver ojek online dalam aksi demonstrasi pada Kamis malam (28/8/2026) memicu kemarahan publik.
Ketua Umum DPP GMNI, Sujahri Somar, mengecam keras tindakan represif tersebut dan menilai peristiwa ini sebagai bukti lemahnya pembinaan di tubuh Polri, khususnya Brimob.
“Siapa pun yang menyaksikan tragedi ini pasti terganggu rasa kemanusiaannya. Kejadian ini mencoreng motto Korps Brimob ‘Jiwa Ragaku demi Kemanusiaan’ sekaligus menciderai usaha pembentukan citra humanis Polri,” tegas Sujahri dalam keterangannya.
Menurutnya, pengusutan kasus secara parsial tidak cukup. Tragedi ini, kata dia, hanyalah puncak gunung es dari problem serius dalam pembinaan personel Polri.
Sebagai pasukan elit dan striking force, Brimob seharusnya memiliki kemampuan teknis serta stabilitas psikologis yang matang dalam menghadapi situasi chaos.
“Evaluasi mendalam mutlak diperlukan. Bagaimana mungkin satuan yang justru sudah diperkuat selama tiga tahun terakhir malah menghadirkan masalah, bukan solusi. Kami minta Presiden Prabowo dan Kapolri Listyo Sigit melakukan evaluasi menyeluruh, termasuk memberi sanksi bagi pejabat tidak kompeten,” ujarnya.
Sujahri juga menyinggung Perkapolri Nomor 7/2012 yang mewajibkan Polri menjunjung tinggi HAM dalam penanganan aksi unjuk rasaI
Ia menegaskan tidak ada aturan yang membenarkan tindakan represif atau kekerasan aparat terhadap demonstran.
Sikap Resmi DPP GMNI atas Tragedi Rantis
1. Mengecam keras tindakan tidak berperikemanusiaan dan represif aparat kepolisian.
2. Mengimbau masyarakat agar tetap kondusif, tidak terprovokasi, dan fokus pada tujuan demonstrasi sebagai kontrol demokrasi.
3. Menuntut penerapan prinsip command responsibility, yakni komandan, termasuk Komandan Korps Brimob, harus bertanggung jawab penuh atas tindakan bawahannya.
4. Mengajak seluruh elemen masyarakat fokus mengoreksi kebijakan yang menindas rakyat.
5. Mendesak negara melakukan refleksi mendalam, meminta maaf tidak hanya kepada keluarga korban, tetapi juga kepada bangsa Indonesia.
6. Menginstruksikan seluruh kader GMNI di Indonesia untuk menjaga kondusifitas dan konsisten mengawal agenda demokrasi substansial.***
Editor : Adhar.