Buku Pengelolaan SDA Karya Anak Muda Banyuwangi Diterima Langsung oleh Bupati
![]() |
Foto: Saat Ikawangi Jakarta secara langsung menyerahkan sebuah karya berupa buku pengelolaan SDA kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, Sabtu (26/4/2025)/Sangfajarnews. |
JAKARTA, SANGFAJARNEWS.COM - Dalam momentum Halal Bihalal Ikatan Keluarga Banyuwangi (Ikawangi) Jakarta, sekelompok generasi muda asal Banyuwangi yang saat ini menempuh pendidikan tinggi di Universitas Indonesia, secara langsung menyerahkan sebuah karya berupa buku pengelolaan sumber daya alam (SDA) kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, Sabtu (26/4/2025).
Karya ini merupakan wujud nyata dedikasi generasi muda Banyuwangi dalam memberikan kontribusi pemikiran bagi pembangunan berkelanjutan di tanah kelahiran mereka.
Buku tersebut berisi kajian dan gagasan mengenai strategi pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan, mengintegrasikan pendekatan berbasis hak asasi manusia, ekonomi berkeadilan, dan perlindungan lingkungan.
Perwakilan generasi muda, Rifqi Nuril Huda menyampikan tentang kekayaan alam Banyuwangi yang melimpah, namun kata dia, dibutukan tata kelola yang cermat untuk menghindari adanya kelimpangan sosial dimasyarakat.
“Banyuwangi dikenal sebagai daerah dengan kekayaan sumber daya alam yang luar biasa. Emas yang terkandung di perut buminya, hasil pertanian dan perkebunan yang melimpah, sumber daya perikanan yang produktif, hingga potensi energi baru terbarukan menjadi aset strategis bagi kemajuan daerah. Namun demikian, potensi besar ini membutuhkan tata kelola yang cermat agar tidak menimbulkan ketimpangan sosial, kerusakan lingkungan, ataupun mengorbankan hak masyarakat lokal.” ujar Rifqi Nuril Huda.
Dalam buku itu, kata Rifqi Nuril Huda, para penulis muda menggarisbawahi pentingnya memperkuat tata kelola SDA untuk memastikan manfaatnya dapat dinikmati secara adil oleh generasi sekarang dan mendatang.
“Dalam buku tersebut, para penulis menyoroti pentingnya inovasi dalam mengelola SDA, mendorong investasi berkelanjutan, serta memberdayakan masyarakat lokal sebagai pelaku utama pembangunan. Dengan pendekatan partisipatif, inklusif, dan berbasis data, mereka yakin Banyuwangi mampu menjadi model pengelolaan sumber daya alam yang unggul di tingkat nasional,” tambah Rifqi yang juga pendiri Institute of Energy and Development Studies (IEDS).
Disisi lain, Annisa Nuril Deanty yang juga Direktur Eksekutif Srikandi Energi Indonesia mengungkapkan agar generasi muda Banyuwangi bisa membuat kreativitas sebagai modal utama untuk perubahan.
“Generasi muda Banyuwangi yang hadir dalam acara tersebut percaya bahwa kreativitas adalah modal utama untuk membawa perubahan positif. Dengan modal pendidikan, pengalaman, serta jaringan yang luas, mereka berkomitmen untuk terus membangun Banyuwangi melalui pendekatan baru yang adaptif dan progresif.” kata Annisa Nuril Deanty.
Ia juga mengatakan, apapun yang terjadi teehadap mereka sebagai masyarakat Banyuwangi ditanah rantau, rumah mereka tetaplah ada di Banyuwangi.
"Setinggi-tingginya kami merantau, rumah tetaplah Banyuwangi. Dan sekuat-kuatnya kami belajar, ilmu ini pada akhirnya harus dipersembahkan untuk kampung halaman," imbuh Annisa yang merupakan mahasiswa magister Universitas Indonesia.
Dalam pertemuan hangat itu, Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menerima langsung buku tersebut dengan penuh antusiasme dan serta menyampaikan apresiasi mendalam kepada para generasi muda Banyuwangi yang tetap menjunjung tinggi kecintaan terhadap daerah asal mereka, meski tengah menimba ilmu di luar daerah.
"Saya merasa bangga melihat semangat anak-anak muda Banyuwangi yang tidak hanya menempuh pendidikan tinggi, tetapi juga serius memikirkan masa depan tanah kelahirannya. Ini membuktikan bahwa kreativitas, inovasi, dan komitmen terhadap Banyuwangi tetap mengalir kuat dalam diri mereka," ujar Ipuk Fiestiandani.
Lebih lanjut, Bupati Ipuk menyatakan bahwa pemerintah daerah sangat terbuka terhadap berbagai masukan, ide, dan kolaborasi dari generasi muda dalam membangun Banyuwangi.
Ia menegaskan pentingnya keterlibatan aktif anak muda dalam perumusan kebijakan, khususnya di sektor-sektor strategis seperti sumber daya alam, ekonomi hijau, dan energi terbarukan.
"Pertemuan ini juga menjadi ruang untuk menegaskan kembali identitas kreatif masyarakat Banyuwangi. Kreativitas tidak hanya tercermin dalam budaya dan seni tradisional seperti Gandrung dan Seblang, tetapi juga dalam cara berpikir, berinovasi, dan bertindak untuk masa depan," pungkas Ipuk.
Penyerahan buku ini diharapkan menjadi langkah awal membangun sinergi lebih erat antara pemerintah daerah dan generasi muda. Kolaborasi lintas sektor dan generasi diyakini menjadi kunci utama untuk mengelola potensi Banyuwangi secara optimal dan berkelanjutan.
Sebagai tindak lanjut, para generasi muda Banyuwangi yang mendirikan berbagai lembaga-lembaga think thank yaitu Institute of Energy and Development Studies (IEDS) dan Srikandi Energi berencana menginisiasi forum-forum diskusi strategis, program pengembangan kapasitas masyarakat desa, hingga inisiatif riset kolaboratif dengan pemerintah daerah.
Mereka berharap, dengan pendekatan yang terukur dan inklusif, Banyuwangi dapat memperkuat posisinya sebagai daerah yang tidak hanya kaya sumber daya alam, tetapi juga kaya sumber daya manusia unggul yang peduli terhadap masa depan.
Semangat membangun Banyuwangi dari pemikiran dan karya generasi mudanya menjadi sinyal optimisme baru. Buku pengelolaan sumber daya alam yang diserahkan kepada Bupati Ipuk Fiestiandani adalah bukti bahwa peran anak muda tidak berhenti pada kritik, tetapi juga terwujud dalam kontribusi nyata.***
Editor. : Adhar.